Resiliensi Anak yang Memiliki Orangtua Narapidana
Abstract
Pemenjaraan orang tua seringkali menjadi peristiwa yang menegangkan dan memberikan dampak bagi keluarga dan anak-anak. Keluarga dan anak-anak narapidana dapat mengalami banyak kesulitan setelah penahanan orang tua, termasuk perpisahan yang traumatis, kesepian, menyampaikan penjelasan yang membingungkan kepada anak, pengaturan pengasuhan anak yang tidak stabil, pendapatan yang berkurang, rasa malu atau stigma sosial yang berkaitan dengan keterlibatan orang tua dalam sistem peradilan pidana, serta pemindahan rumah, sekolah, dan lingkungan. Anak-anak dari orang tua yang dipenjara sering mengalami banyak peristiwa kehidupan yang penuh dengan tekanan dibandingkan sebelum orang tua dipenjara. Anak-anak dengan orangtua dipenjara memiliki kebutuhan khusus yang berbeda dengan anak-anak lainnya, sehingga anak diharapkan dapat melalui peristiwa yang kurang menyenangkan dan mampu menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan yang dialami. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui upaya resiliensi anak dalam menghadapi situasi orangtua sebagai narapidana. Tulisan ini merupakan bentuk gagasan yang diperoleh melalui kajian pustaka yang dilakukan melalui buku dan jurnal yang terkait. Hasil yang diperoleh dari kajian yang dilakukan menjelaskan bentuk ketahanan anak dalam menghadapi keadaan yang penuh dengan tekanan karena memiliki orang tua yang berstatus sebagai narapidana


