Keanekaragaman Cyperaceae Di Kawasan Persawahan Desa Beringin Kencana Kecamatan Tabunganen Kalimantan Selatan

  • Cici Ayu Wulan Dari Universitas Lambung Mangkurat
  • Hardiansyah Hardiansyah Universitas Lambung Mangkurat
  • Noorhidayati Noorhidayati Universitas Lambung Mangkurat
Keywords: Keanekaragaman, Cyperaceae, Persawahan

Abstract

Cyperaceae merupakan tumbuhan familia teki-tekian, berhabitus herba,  batangnya kebanyakan berbentuk segitiga dengan bunga majemuk. Cyperaceae banyak ditemukan di kawasan persawahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keanekaragaman .Cyperaceae di kawasan persawahan Desa Beringin Kencana Kecamatan Tabunganen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara jelajah dengan metode line transect. Hasil Penelitian Keanekaragaman Cyperaceae di kawasan persawahan Desa Beringin Kencana Kecamatan Tabunganen didapatkan 5 genus, yaitu Cyperus berjumlah 4, Fuirena berjumlah 2, Eleocharis berjumlah 1, Fimbristylis berjumlah 1, dan Scleria berjumlah 1 dengan jumlah 9 spesies, yaitu Cyperus polystachyos, C. odoratus, C. rotundus, C. sphacelatus, Fuirena simplex, F. umbellata, Eleocharisrdulcis, Fimbristylis miliacea, dan Scleria sumatrenisis

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alif & Ajijul. H. (2018). Phytochemical and Pharmacological Evaluation of Cyperus odoratus Extract. Bangladesh Pharmaceutical Journal 21(2): 150-159
Dharmono & Mahrudin. (2015). Modul Wetland Ecology. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat Press.
Firison, J., Ishak, A. & Hidayat, T. (2018). Pemanfaatan Tumbuhan Bawah pada Tegakan Kelapa Sawit oleh Masyarakat Lokal. Jurnal Agritepa. 5(1):19-29.
Harianto, S.P., & Dewi, S. B. (2017). Biodiversitas Fauna di Kawasan Budidaya Lahan Basah. Lampung: Universitas Lampung.
Kadam, S.K., Chandanshive, V. V., Rane, N. R., Patil, S. M., Gholave, A. R., Khandare, R.V., Govindwar, S. P. (2018). Phytobeds with Fimbristylis dichotoma and Ammannia baccifera for treatment of real textil effluent: An insitu treatment, anatomical studies and toxicity evaluation. Environmental Research.https://doi.org/10.1016/j.envres.2017.09.009.
Nirarita, N.C.H., Wibowa. P., & Padmawinata, D, Syarif, M., Yeni., Kusningsih, & Sinulingga, L, G. (1996). Ekologi Lahan Basah. Bogor: Buku Panduan untuk Guru dan Praktisi Pendidikan Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian
Simatupang, R.S., D. Cahyana & E. Maftuah. (2015). Gulma rawa: keragaman, manfaat dan cara pengoalahanya. http://balittra.litbang.pertanian.go.id/ index.php?option=com_content&view=article&id=1631&Itemid=72
Soetjipta. (1994). Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Pendidikan
Subagio, R. S.,xIndrayanti, L & Nurita. (2015). Gulma pasang surut keragaman dominasi, pengendalian, dan pemanfaatannya. Jurnal penelitian. Diakses melalui http://repository.pertanian.go.id/.
Tjitrosoepomo, G. (2002). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Cetakan ke-7. Gadjah Mada University Press.
Uluputtyc . R. (2014). Gulma Utama Pada Tanaman Terung Di Desa Wanakarta Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru. Agrologia, Vol. 3, No. 1.
Yoandestina. (2013). Purun Tikus bagi Petani Rawa. Balai penelitian pertanian Lahan Rawa. Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Balitra.litbang.deptan.go.id
Published
2022-04-03